Foto merupakan salah satu benda mati
yang menyimpan gambar secara nyata. Maksudnya nyata di sini adalah apa yang tergambar
pada foto itu, merupakan cerminan objeknya tanpa mengurangi atau menambah
bagian objek tersebut. Walaupun sekarang dengan kemajuan teknologi sudah bisa
memanipulasi objek sedemikian rupa dengan bantuan software khusus misalnya saja
Photoshop, illustrator dan masih banyak software lainnya.
Hampir semua orang
menggunakan kamera, baik itu kamera pocket, prosummer, DSLR maupun kamera
smartphone mereka. Mereka menggunakannya untuk selfie atau memfoto suatu event
yang ada di sekeliling mereka. Yang jadi permasalahan adalah tidak semua orang
bisa menggunakan kamera mereka dengan baik dan menghasilkan foto yang
berkualitas. Sebagus apapun spesifikasi kamera tersebut, apabila tidak mengerti
teknik dan konsep pasti foto yang dihasilkan terkesan biasa saja, tidak hidup,
tidak ada pesan yang didapat dari orang lain yang melihatnya. Hanya segelintir
orang yang bisa menghasilkan foto yang berkualitas, mereka inilah yang bisa
disebut sebagai fotografer (pemula maupun profesional).
Bayaran Fotografer Mahal?
Pertanyaan seperti ini sering
terlontar dari orang-orang yang membutuhkan jasa seorang Fotografer untuk
mengabadikan suatu moment, baik itu prewed, wedding, ulang tahun atau acara
lainnya. Mereka mengira seorang fotografer tugas atau pekerjaannya hanya
memotret dengan kameranya kemudian mencetak hasilnya, sudah selesai, hanya itu
saja. Terlalu sempit sudut pandang seperti itu, alangkah baiknya kita cari tahu
terlebih dahulu tugas seorang Fotografer itu apa saja.
Pada artikel saya kali ini, saya akan
sedikit mengulas alasan kenapa bayaran seorang Fotografer (Profesional) itu
mahal. Saya sendiri bukanlah seorang Fotografer, saya hanya menyukai dunia
fotografer dan sering mencari tahu atau membaca artikel lain dari berbagi
sumber literatur seputar dunia Fotografi. Kemudian saya mencoba untuk
menyimpulkannya pada tulisan saya kali ini.
Seorang Fotografer tidak lepas dari
yang namanya kamera. Kamera yang digunakan tentunya bukan kamera sembarangan
dengan spesifikasi atau fitur yang standard dan hampir semua orang bisa
memiliknya. DSLR (Digital Single - Lens Reflex) merupakan jenis kamera yang
digunakan. Apa itu DSLR silahkan baca pada artikel saya sebelumnya. Kamera DSLR
dipasaran ada berbagai merek seperti CANON, NIKON, SONY, SAMSUNG, HASSELBLAD
dan masih banyak merek lainnya. Harga kamera tersebut berfariasi tergantung
spesifikasinya tentunya. Untuk kamera DSLR standar kelas pemula saja harganya
di atas RP 4 Juta, untuk yang kamera profesional tentunya harganya diatas harga
tersebut, mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Lensa kamera merupakan salah satu
perangkat yang wajib juga. Untuk lensanya saja yang standard (lensa kit) atau
bawaan (misal EF-S 18-55 mm Cannon) harganya Jutaan rupiah, belum lensa jenis
lainnya seperti lensa Fixed, Fisheye, telle (silahkan baca jenis lensa pada
artikel sebelumnya) harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah juga.
Alat pendukung lainnya seperti flash external,
lampu payung, memori card yang harganya juga tak kalah mahal dengan perangkat
lainnya yang sudah saya sebutkan di atas. Termasuk biaya perwatan alat – alat
tersebut tidaklah murah. Coba bayangkan apabila seorang fotografer membawa 1
buah kamera DSLR kelas PRO dan 3 buah jenis lensa beserta flash external bisa
dihitung berapa Juta harga peralatannya.
Untuk menjadi seorang fotografer
profesional tentunya juga harus memiliki skill, imaginasi dan teknik yang baik.
Kalau hal tersebut tidak dimiliki, mau pakai kamera semahal apapun hasilnya
tidak akan memuaskan dan fotonya terlihat mati tidak ada soul-nya. Banyak kita
jumpai tempat kursus untuk menjadi seorang fotografer dengan biaya tak murah
dibandingkan dengan kursus bidang lainnya. Seorang Fotografer harus bisa
menghitung atau mengatur settingan kameranya dengan baik disesuaikan dengan
keadaan dilapangan. Settingan tersebut berupa pengaturan cahaya atau ISO, shutter
speed, aperture, angle, dll.
Seorang Fotografer selain harus
memiliki skill secara teknis yaitu memotret, dia juga memiliki skill lain
dibidang editing dengan photoshop misalnya. Dengan dilakukannya editing ini,
hasil jepretannya akan terlihat sesuai dengan konsep yang diminta client dan
memiliki pesan atau cerita di dalam foto tersebut, sehingga orang lain yang
melihatnya tahu alur foto tersebut dan bagus ketika dipajang di album maupun di
frame.
Itulah beberapa hal yang menjadikan
dasar kenapa bayaran Fotografer profesional mahal. Ada harga pasti ada kualitas
yang didapatkan dan ada pengorbanan yang besar dibelakang layar. Bijaklah
terhadap setiap profesi karena semuanya butuh skill dan pengetahuan yang
dipelajari dengan jangka waktu yang tidak sebentar, bisa 1 tahun, 2 tahun
bahkan puluhan tahun. Mungkin ini saja yang dapat saya simpulkan, semoga bisa
menjadi bahan pertimbangan atau dasar ketika Anda membutuhkan jasa seorang
Fotografer untuk mengabadikan moment penting dalam hidup Anda. Semoga
bermanfaat.
0 comments